Topik ini menjadi pembicaraan menarik 2 malam yang lalu.
Awalnya sih karena pertanyaan Wu yang nanya, apa yang loe dapat dari nonton drama Korea atau Jepang, yang notabene adalah sinetron-sinetron juga. Yang serinya bisa sampe puluhan.**Oh iya, beberapa bulan terakhir emang gue lagi seneng nonton drama Korea dan Jepang, pengen punya keasikan baru dan sesuatu yang berbeda dari yang biasa gue lakukan and gue tonton…you know, doing something different for a change.**
Hhmmm…untuk sesaat gue berpikir, sampai akhirnya bilang.
Gue terpesona melihat cara mereka memperlakukan orang tua mereka (ayah, ibu, nenek) dan juga bagaimana mereka menghormati atasan atau orang yang lebih tua dari mereka, dengan memberi anggukan kepala atau membungkuk, tanda rasa hormat terhadap orang tersebut. Gue juga tertarik dengan nilai-nilai keluarga yang ditampilkan, cara memperlakukan ancestor mereka, etika dan sopan santun, yang terlihat banget selalu ada.
Pastilah dalam setiap drama selalu ada peran jahat, dan aktifitas jahat lainnya, tapi menurut gue, hal itu mengalir begitu saja dan hanya sebagai background cerita, tidak terlalu mengekspos tentang kejahatannya sendiri.
Emang itu cuma cerita, sebuah sandiwara, tapi menurut gue itu adalah refleksi kehidupan di Negara Ginseng dan Tirai bambo tersebut. Disamping selalu ada kisah cinta segitiga (kadang segi empat), perebutan harta dan sarat air mata, tapi ada nilai-nilai moral yang ditunjukan dalam setiap karakter yang ditampilkannya..
Gue bilang ke Wu, mungkin yang bisa gue ambil adalah cara mereka menanamkan nilai-nilai moral itu dalam keluarga...yang akhirnya kami ( Wu , Wi , dan Ny) sepakat bahwa somehow,pesan moral itu semakin jarang ditemukan dalam kancah pesinetronan di Indonesia.
Hmmm...
~~ to be continued
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment