Xi’an
Orang di Shenzhen hostel bilang, bis ke airport itu nomer 27 dan nunggunya di halte Konka depan jalan, but after nunggu hampir 30 menit kok gak dateng2, akhirnya aku memutuskan untuk naik taxi sajah ke airport, daripada ketinggalan pesawat yang ke Xi’an!! Another challenge is to explain where I wanna go to the taxi driver, he can’t speak English!! So I use my sign language to communicate with the taxi drive…and thanked God, he finally understand me!!
My plane to Xi'an - China Southern Airlines
The flight to Xian was a little bit delay, because the run way is busy, the air traffic controller put the plane in queue, so we were 20 minutes late to arrive in Xian.
When I arrived at Xian airport, I then tried to find a bus to downtown Xi’an. Sebetulnya itu bis udah nangkring depan ku, tapi ketika ku tanya drivernya dia cuma geleng-geleng kepala ajah…untung ada cewek petugas bisnya yang nanya tujuan ku, dan kubilang aku mau ke Bell Tower, dan si cewek menjelaskan kalo bis yang dari tadi nongkrong di depan ku itu emang tujuannya ke Bell Tower…..ahhhh dasar sopir o’on!!!
Xi’an is a historic city. Loe bisa liat old building berada diantara bangunan2 modern, diantara KFC or McDonnald stand. Xi’an sendiri memiliki sejarah yang lebih tua dari China, karena ternyata Xi’an itu pernah menjadi ibukota negara dari beberapa dinasti yang ada di China…Katanya ada 16 Dinasti di China. Di Xi’an itu ada tembok yang mengelilingi kotanya, temboknya cukup luasss buat jalan-jalan di atasnya dan around the area you can see the bell tower and drum tower, semuanya berdekatan…so if you wanna rent a bike, go a head!
Yang terpenting dari perjalanan aku ke Xi’an adalah, gampang cari makanan!!! Karena tak jauh dari bell tower (dari hostel ku juga), ada yang namanya muslim street yang cukup terkenal, semua makanan di situ tentu saja halal, dan banyak camilan yang enak-enak!
Cuaca di Xi’an dingin saat itu, butuh jaket deh pokoknya, I think it’s around 20 C, berbeda banyak dengan Shenzhen dan kota China lainnya.
The highlight of my trip to Xi’an tentu saja ketika berkunjung ke Terracota Warrior museum, such an amazing discovery. Sempat aku berpikir dalam hati, gileee itu kaisar, nyuruh bikin patung tanah liat 7000an buat jagain dia waktu dia mati….Masya Alloh, sempat geleng-geleng kepala gak percaya, karena selain berupa patung tanah liat, si patung juga dilengkapi dengan persenjataan beneran…busur panah beneran, tombak beneran… amazing deh pokoknya! By the way kaisarnya dari Dynasty Qin (kalo gak salah inget, dinasti pertama China)
Cuaca di Xi’an dingin saat itu, butuh jaket deh pokoknya, I think it’s around 20 C, berbeda banyak dengan Shenzhen dan kota China lainnya.
The highlight of my trip to Xi’an tentu saja ketika berkunjung ke Terracota Warrior museum, such an amazing discovery. Sempat aku berpikir dalam hati, gileee itu kaisar, nyuruh bikin patung tanah liat 7000an buat jagain dia waktu dia mati….Masya Alloh, sempat geleng-geleng kepala gak percaya, karena selain berupa patung tanah liat, si patung juga dilengkapi dengan persenjataan beneran…busur panah beneran, tombak beneran… amazing deh pokoknya! By the way kaisarnya dari Dynasty Qin (kalo gak salah inget, dinasti pertama China)
Beijing
Tujuan berikutnya adalah kota Beijing, aku pake kereta dari Xi'an ke Beijing...mau nyoba naik kereta China. Karena saat itu lagi liburan orang China (May labor day holiday/weekend), so tiket kereta yang tersisa adalah yang soft sleeper class seharga 400RMB. Ada 2 jenis kelas, yang soft sleeper dan hard sleeper beda keduanya kalo soft sleeper, 1 compartment itu ada 4 tempat tidur kalo yang hard sleeper ada 6 tempat tidur.
Beruntung banget di compartment kereta ku isinya 4 cewek semua, so agak bebas lah gak perlu pake kudung-kudungan.
Oh iya, lupa….selama perjalananku di China mulai dai Shenzhen sampai sekarang, di setiap tempat, people staring at me a lot, di metro, di bis, di jalan….semuanya pada melihat aku dari ujung kaki ke ujung rambut, aneh kali yaaa liat ada orang berkudung….(this exclude Xi’an yang udah biasa liat orang berkudung karena banyak banget berkeliaran di muslim quarter/muslim street)
Tujuan berikutnya adalah kota Beijing, aku pake kereta dari Xi'an ke Beijing...mau nyoba naik kereta China. Karena saat itu lagi liburan orang China (May labor day holiday/weekend), so tiket kereta yang tersisa adalah yang soft sleeper class seharga 400RMB. Ada 2 jenis kelas, yang soft sleeper dan hard sleeper beda keduanya kalo soft sleeper, 1 compartment itu ada 4 tempat tidur kalo yang hard sleeper ada 6 tempat tidur.
Beruntung banget di compartment kereta ku isinya 4 cewek semua, so agak bebas lah gak perlu pake kudung-kudungan.
Oh iya, lupa….selama perjalananku di China mulai dai Shenzhen sampai sekarang, di setiap tempat, people staring at me a lot, di metro, di bis, di jalan….semuanya pada melihat aku dari ujung kaki ke ujung rambut, aneh kali yaaa liat ada orang berkudung….(this exclude Xi’an yang udah biasa liat orang berkudung karena banyak banget berkeliaran di muslim quarter/muslim street)
Soft class sleeper train to Beijing
Di kereta ketemu teman baru, anak SMA yang pintar berbahasa Inggris (akhirnya ada juga yang bisa diajak ngobro!) Ternyata dia emang nyiapin diri buat bisa kuliah di Amerika, so her English is pretty good….dan emang rejeki, saat tiba di station Beijing West yang segede alaihim itu, sumpah gede banget itu station kereta!!! bapak si cewek itu jemput, so aku bisa nebeng nyampe ke hostel….alhamdullilah deh ada yang nolongin!
Hostel tempat ku nginap di Beijing deket ama Beijing Zhan (or Beijing train station), after do the laundry dan bersih-bersih, langsung aku ke station kereta itu untuk cari tiket kereta ke Shanghai. Eng…ing…eng…the biggest challenge of my trip, harus beli tiket kereta yang first class alias soft sleeper! Karena di counter yang bisa berbahasa Inggriss (buat turis-turis gitu), selalu ditawarin yang soft sleeper which is sekitar 700RMB, dan mereka gak mau jual yang hard sleeper ke para turis…sempat sedih dan down, karena kalo menurut catetan panduan yang kubawa dari Indonesia, tiketnya gak semahal itu dan kalo beli hard sleeper jauh-jauh hari masih ada tersedia tempat….masa’ mau give up so easy, pikirku..
Di tengah kebetean (cieee), ehhh muncul dewi penolong, seorang cewek (kayaknya anak kuliahan) yang tanya-tanya aku mau kemana dan gimana, trus setengah curhat dan minta tolong, aku tanya dia kok gak ada yang hard sleeper lagi tersedia…dan dia nunjukin kalo aku harus ke counter umum di loket 63. Tanpa pikir panjang aku ikut ngantri di loket 63, ternyata itu cewek ngikutin aku untuk ngantri…bener aja, ketika giliran aku, dan aku ngomong bahasa Inggris tentang tujuan ku, si penjaga loket dengan judesnya menolak permohonan aku….akhirnya aku minta tolong lagi ke itu cewek buat terjemahin dan sekalian beliin aku tiket
Alhamdullilah, aku dapat tiketnya, hard sleeper class seharga 317RMB dari Beijing ke Shanghai 3 hari lagi….yipppeeeeee!!! pokoknya sejuta tengkiu deh diucapkan untuk dewi penolong itu (too bad, I couldn’t get her name)
The highlite of my trip to Beijing tentu saja ketika ke Great Wall China, aku ngambil rute lewat Mutianyu. Tadinya mau jalan sendiri, karena ada bis wisata yang langsung ke sana, tapi ternyata hanya di hari weekend sajah…so akhirnya aku ikut tour ajah deh, murah juga dan gak bikin pusing kepala! Another great trip to the wall…Mutianyu gak terlalu ramai oleh turis, so menyenangkan dan viewnya juga bagus!
Di kereta ketemu teman baru, anak SMA yang pintar berbahasa Inggris (akhirnya ada juga yang bisa diajak ngobro!) Ternyata dia emang nyiapin diri buat bisa kuliah di Amerika, so her English is pretty good….dan emang rejeki, saat tiba di station Beijing West yang segede alaihim itu, sumpah gede banget itu station kereta!!! bapak si cewek itu jemput, so aku bisa nebeng nyampe ke hostel….alhamdullilah deh ada yang nolongin!
Hostel tempat ku nginap di Beijing deket ama Beijing Zhan (or Beijing train station), after do the laundry dan bersih-bersih, langsung aku ke station kereta itu untuk cari tiket kereta ke Shanghai. Eng…ing…eng…the biggest challenge of my trip, harus beli tiket kereta yang first class alias soft sleeper! Karena di counter yang bisa berbahasa Inggriss (buat turis-turis gitu), selalu ditawarin yang soft sleeper which is sekitar 700RMB, dan mereka gak mau jual yang hard sleeper ke para turis…sempat sedih dan down, karena kalo menurut catetan panduan yang kubawa dari Indonesia, tiketnya gak semahal itu dan kalo beli hard sleeper jauh-jauh hari masih ada tersedia tempat….masa’ mau give up so easy, pikirku..
Di tengah kebetean (cieee), ehhh muncul dewi penolong, seorang cewek (kayaknya anak kuliahan) yang tanya-tanya aku mau kemana dan gimana, trus setengah curhat dan minta tolong, aku tanya dia kok gak ada yang hard sleeper lagi tersedia…dan dia nunjukin kalo aku harus ke counter umum di loket 63. Tanpa pikir panjang aku ikut ngantri di loket 63, ternyata itu cewek ngikutin aku untuk ngantri…bener aja, ketika giliran aku, dan aku ngomong bahasa Inggris tentang tujuan ku, si penjaga loket dengan judesnya menolak permohonan aku….akhirnya aku minta tolong lagi ke itu cewek buat terjemahin dan sekalian beliin aku tiket
Alhamdullilah, aku dapat tiketnya, hard sleeper class seharga 317RMB dari Beijing ke Shanghai 3 hari lagi….yipppeeeeee!!! pokoknya sejuta tengkiu deh diucapkan untuk dewi penolong itu (too bad, I couldn’t get her name)
The highlite of my trip to Beijing tentu saja ketika ke Great Wall China, aku ngambil rute lewat Mutianyu. Tadinya mau jalan sendiri, karena ada bis wisata yang langsung ke sana, tapi ternyata hanya di hari weekend sajah…so akhirnya aku ikut tour ajah deh, murah juga dan gak bikin pusing kepala! Another great trip to the wall…Mutianyu gak terlalu ramai oleh turis, so menyenangkan dan viewnya juga bagus!
** Next post is about Shanghai, Hongkong and Macau
1 comment:
Hai hai lam kenal! Thanks buat catpernya. Boleh tanya gak, lama pjlanan train dr xian ke beijing brp lama?
Thanks infonya.
Post a Comment